Jumat, 07 April 2017

laporan Praktikum Protozoa



PROTOZOA
Protozoa
Sri Devista
Sridevista.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Protozoa merupakan hewan uniseluer yang memiliki alat gerak berupa rambut getar (cilia), rambut cambuk (flagel), kaki semu (pseudopodia) atau tidak memiliki alat gerak. Tubuh protozoa berupa gumpalan protoplasma yang terdiri dari ektoplasma berupa plasma bagian luar dan endoplasma berupa plasma bagian dalam. Hidup diperairan tawar, ditempat lembab, laut, di tanah dan pada hewan. Praktikum yang berjudul “Protozoa” ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2016 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati berbagai ciri yang dimiliki oleh anggota dari protozoa dan mengenal berbagai contoh sspesies dari masing-masingkelas dari protozoa. Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dikumpulkan berbagai macam air yang terdapat dilingkungan sekitar, kemuadian barulah diamati satu persatu air tersebut dengan meneteskan air sebanyak 2-3 tetes diatas kaca benda. Dilakukan hal yang sama pada air jeis lainnya. setelah melakukan praktikum praktikan mendapatkan hasil bahwa Amoeba proteus hanya terdapat dalam air jerami, sedangkan Euglena viridis terdapat dalam air selokan. Sedangkan pada jenis air lainnya setelah diamati praktikan tidak mendapatkan jenis protozoa.
Kata Kunci: Protozoa, Flagella, Vakuola kontraktil, Vakuola makanan. Pseudopodia.

Abstract
Protozoa are animals that have locomotor uniseluer form vibrating hairs (cilia), hair whip (flagellum), artificial legs (pseudopodia) or do not have the means of motion. A blob of protoplasm protozoa body composed of ectoplasm in the form of plasma and endoplasmic outer form of plasma inside. Living waters fresh, humid place, the sea, on land and in animals. Practicum entitled "Protozoa" has been held on October 12, 2016 at the Laboratory of Biology Education FKIP Syiah Kuala University. Practicum aims to examine the characteristics possessed by members of protozoa and know different examples of each masingkelas sspesies of protozoa. Before doing practical first collected various kinds of water contained in the environment around, kemuadian then observed one by one with water dripping 2-3 drops on the glass objects. Do the same thing on the other jeis water. after doing practical praktikan get the result that Amoeba Proteus is only found in water straw, while Euglena contained in sewer water. While on the other types of water once observed praktikan not get this kind of protozoa.
Keywords: Protozoa, Flagella, Contractile vacuole, Food vacuole. Pseudopodia




Pendahuluan
                     Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdri dari satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon = hewan). Hewan filum ini hidup di daerah lembab, misalnya di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang hidup individual (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Yusminah, 2007: 4).
                Protozoa adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasitik menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola seksual yang kompleks (Fried H George, 2006: 318).
                Dari 7 spesies yang tergolong sebagai protozoa amuba yang hidup dalam saluran pencernaan yaitu Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni, Entamoeba polecki, Entamoeba gingivalis, Endolimax nana dan lodamoeba butschilii; hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, dan juga ada yang bersifat non patogen. Protozoa lainnya adalah non-patogen meskipun demikian adanya kekurangtelitian dalam melakukan identifikasi di laboratorium menyebabkan sulit membedakan antara Entamoeba histolytica dengan Entamoeba coli (Rita, 2010: 9).
                Parasit gastrointestinal memegang peranan penting terhadap kesehatan primata dan merupakan penyebab dari timbulnya penyakit parasitik, baik yang hidup secara ex-situ maupun in-situ. Hal ini tidak terkecuali pada spesies primata yang hidup di kawasan wisata Pulau Weh Sabang (Erdiansyah. 2010: 287).
                Penyakit infeksi parasit usus terutama yang disebabkan oleh protozoa masih menjadi  masalah kesehatan di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Walaupun telah dilakukan pemberantasan sejak lama dengan pengobatan dan lain-lain, prevalensi penyakit ini masih cukup tinggi karena rantai penularan oleh sumber infeksi terus terjadi. Orang-orang yang berperan dalam penularan adalah mereka yang dalam tinjanya mengandung kista meskipun < 90% dari mereka sehat (Nurhayati, 2010: 62).
                      
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
            Praktikum dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal  12 Oktober 2016 pada Pukul 14.00 WIB.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
Specimen diperoleh dengan mengumpulkan berbagai jenis air yaitu air selokan, air sumur, air kolam, air laut, air jerami dan air sungai.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop stereo, kaca benda, kaca penutup dan pipet tetes. Bahan yang di perlukan dalam praktikum ini adalah air selokan, air sumur, air kolam, air laut, air jerami dan air sungai.
Prosedur
            Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula dimasukkan 2-3 tetes air laut pada kaca benda kemudian ditutup dengan kaca penutup. Lalu diamati dibawah mikroskop. Dilakukan hal yang serupa pada air jenis lainnya. Setelah dapat hasilnya, digambar dan diberi keterangan.

Hasil dan Pembahasan
Protozoa terdiri dari empat kelas antara lain Flagellata, Ciliata, Sporozoa, dan Rhizopoda. Ciri dari kelas flagellata yaitu memiliki alat gerak berupa rambut cambuk. Memiliki bentuk yang panjang, runcing pada bagian anterior dan tumpu pada bagian posterior dan memiliki satu inti. Terdiri dari 2 subkelas yaitu Fitomastigophora dan Zoomastigophora. Contohmya Euglena viridis  memiliki  tubuh secara anatomis yang menyerupai gelendong. Di dalam tubuhnya terdapat nukleus yang berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh kegiatan aktivitasnya, mempunyai vakuola kontraktil, kloroplas sebagai tempat fotosintesis ketika sinar matahari mencukupi, terdapat pula stigma serta flagel yang berfungsi sebagai alat gerak yang  memilki stigma (bintik mata berwarna merah) digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Untuk reproduksi Euglena viridis berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur/longitudinal. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi Euglena viridis mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Habitat Euglena viridis  air tawar seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang. Pada praktikum ini dengan pembesaran 10x10 saya mengamati air selokan dimana terdapatnya protozoa jenis Euglena viridis dan digolongkan ke dalam kelas Flagellata karena memiliki alat gerak berupa rambut getar. Seperti yang terlihat pada Gambar.1
     Gambar.1
                   Adapun ciri dari kelas Ciliata antara lain tubuhnya berbentuk oval dan memiliki dua inti yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus merupakan inti yang berfungsi untuk bereproduksi sedangkan mikronukleus merupakan inti yang digunakan dalam proses metabolisme. Selain itu hewan dari kelas Ciliata bersifat secara heterotrof . Terdiri dari 3 subkelas yaitu Holotricia, Suctoria, dan Peritricia. Contohnya Paramecium sp memiliki bentuk oval, sandal, bulat di bagian depan/atas dan tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau rambut getar. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Bentuk tubuh paramecium sp secara anatomis seperti sandal (alas kaki) ukurannya 0,25 mm, kulit tipis dan elastis. Terdapat vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Paramecium sp ini berkembangbiak dengan cara membelah diri dan konyugasi. Pada pembiakan membelah diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian, yang terbagi menjadi dua bagian tadi masing-masing bergerak kearah ujung sel yang berbeda arah / berlawanan arah, pada inti mikro membelah melintang menjadi dua bagian corong makanan dan rongga yang berdenyut yang kedua terbentuk juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang yang membagi tubuh menjadi dua bagian yang sama besar. Sistem pencernaanya yaitu pencernaan makanan terjadi di dalam vakuola makanan. Awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui rongga mulut, lalu masuk ke dalam sitostoma, kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dan akan terus ke vakuola makanan untuk dicerna. Habitat Paramecium sp hidup di air tawar. Namun pada praktikum ini saya tidak menemukan protozoa jenis Paramecium sp pada berbagai jenis air.
                   Ciri dari kelas Rhizopoda yaitu memiliki psedopodia yaitu kaki semu yang digunakan untuk bergerak dan memperoleh makanan. Bentuk tubuhnya tidak tetap (ameboid), karena aliran protoplasma yang membentuk psseudopodia. Sitoplasma sebelah luar agak mengeras dibandingkan dengan bagian dalam sehingga sitoplasma paling luar dinamakan dengan pelicula. Contohnya Amoeba proteus  yang merupakan hewan bersel tunggal dengan ukuran panjang 250 um (0,25 mm) transparan tidak dapat dilihat dengan kasat mata tetapi harus menggunakan mikroskop dan tampak putih kebiru – biruan serta bernapas dengan cara difusi. Amoeba ada yang dibungkus cangkang (Arcella, Difugia, Radiolaria) ada pula yang tanpa selubung cangkang (telanjang), biasanya yang tanpa selubung bentuknya asimetris dan selalu berubah. Bagian tubuh amoeba yang hanya satu sel terdiri atas vakuola makanan, vakuola kontraktil, inti, endoplasma, ektoplasma, plasmagel, plasmolema, tudung hyalin, lembaran plasma gel, plasma sol, dan juga kristal-kristal. Berkembang secara vegetatif  dan bereproduksi Amoeba terjadi secara aseksual dengan cara membelah diri. Habitat Amoeba sp dalam air tawar baik pada air tergenang maupun yang mengalir. Pada praktikum ini Amoeba proteus yang saya temukan terdapat di dalam air jerami dengan pembesaran 10x10. Seperti yang terlihat pada Gambar.2
 
     Gambar.2
                   Kelas dari Sporozoa memiliki ciri antara lain tidak memiliki alat gerak yang sebenarnya tapi bergerak dengan mengubah posisi tubuhnya. Selain itu memiliki bentuk tubuh yang berbentuk bulat panjang dan memiliki sebuah nukleus. Namun tidak memliki vakuola kontraktil. Dapat menghasikan spora dan bersifat parasit contohnya Haemosporidia dan Plasmodium sp yang menyebabkan malaria. Namun pada praktikum ini saya tidak menemukan protozoa yang termasuk ke dalam kelas Sporozoa.
     Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel.1 di bawah ini.
     Tabel.1
No
Jenis Air
Jenis Protozoa
1
Air sumur
Tdk ada
2
Air laut
Tdk ada
3
Air selokan
Euglena viridis
4
Air kolam
Tdk ada
5
Air jerami
Amoeba sp


Simpulan dan Saran
Simpulan
                        Protozoa merupakan makhluk uniseluler yang memiliki alat gerak berupa rambut getar (cilia), rambut cambuk (flagel), kaki semu (pseudopodia) atau tidak mempunyai alat gerak. Tubuh berupa gumpalan protoplasma terdiri dari ektoplasma berupa plasma bagian luar dan endoplasma berupa plasma bagian dalam. Umumnya hidup diperairan tawar, di tempat lembab, laut, di tanah dan pada hewan. Praktikum dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam jenis air antara lain air selokan, air laut, air jerami, dan air sumur. Untuk mengamati apakah hewan protozoa terdapat di salah satu air tersebut. Namun pada paktikum ini hanya menemukan hewan dari kelas Flagellata yaitu Euglena viridis yang terdapat di dalam air selokan, sedangkan Amoeba proteus yang merupakan kelas dari Rhizopoda terdapat di dalam air jerami. 
                                                                    ,.  
Saran
Menyadari bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari asisten maupun dosen pembimbing yang bersifat membangun.


Daftar Pustaka                      

Dewi, Rita: 2010. Distribusi Parasit Usus Protozoa di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Suplemen Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol 20. No. 1. Hal (9-18).
George H, Fried.  Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2006.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Nurhayati: 2010. Gambaran Infeksi Protozoa Intestinal Pada Anak Binaan Rumah singgah Amanah Kota Padang. Jurnal Penelitian Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Hal (62-69).
Rahmi, Erwansyah. 2010. Insidensi Nematoda Gastrointestinal dan Protozoa pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Liar di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh Sabang. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan.  Vol. XIII, No. 6. Hal (287-291).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kota Meulaboh, Aceh Barat HISTORY OF CITY

MEULABOH KOTA PEJUANG KU     Meulaboh merupakan ibu kota dari Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dan merupakan kota terbesar ...