PROTOZOA
Protozoa
Sri
Devista
Sridevista.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Protozoa merupakan hewan uniseluer
yang memiliki alat gerak berupa rambut getar (cilia), rambut cambuk (flagel),
kaki semu (pseudopodia) atau tidak memiliki alat gerak. Tubuh protozoa berupa
gumpalan protoplasma yang terdiri dari ektoplasma berupa plasma bagian luar dan
endoplasma berupa plasma bagian dalam. Hidup diperairan tawar, ditempat lembab,
laut, di tanah dan pada hewan. Praktikum yang berjudul “Protozoa” ini telah
dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober
2016 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati
berbagai ciri yang dimiliki oleh anggota dari protozoa dan mengenal berbagai
contoh sspesies dari masing-masingkelas dari protozoa. Sebelum melakukan
praktikum terlebih dahulu dikumpulkan berbagai macam air yang terdapat
dilingkungan sekitar, kemuadian barulah diamati satu persatu air tersebut
dengan meneteskan air sebanyak 2-3 tetes diatas kaca benda. Dilakukan hal yang
sama pada air jeis lainnya. setelah melakukan praktikum praktikan mendapatkan
hasil bahwa Amoeba proteus hanya
terdapat dalam air jerami, sedangkan Euglena
viridis terdapat dalam air selokan. Sedangkan pada jenis air lainnya
setelah diamati praktikan tidak mendapatkan jenis protozoa.
Kata Kunci: Protozoa, Flagella, Vakuola
kontraktil, Vakuola makanan. Pseudopodia.
Abstract
Protozoa are
animals that have locomotor uniseluer form vibrating hairs (cilia), hair whip
(flagellum), artificial legs (pseudopodia) or do not have the means of motion.
A blob of protoplasm protozoa body composed of ectoplasm in the form of plasma
and endoplasmic outer form of plasma inside. Living waters fresh, humid place,
the sea, on land and in animals. Practicum entitled "Protozoa" has
been held on October 12, 2016 at the Laboratory of Biology Education FKIP Syiah
Kuala University. Practicum aims to examine the characteristics possessed by
members of protozoa and know different examples of each masingkelas sspesies of
protozoa. Before doing practical first collected various kinds of water
contained in the environment around, kemuadian then observed one by one with
water dripping 2-3 drops on the glass objects. Do the same thing on the other
jeis water. after doing practical praktikan get the result that Amoeba Proteus
is only found in water straw, while Euglena contained in sewer water. While on
the other types of water once observed praktikan not get this kind of protozoa.
Keywords: Protozoa,
Flagella, Contractile vacuole, Food vacuole. Pseudopodia
Pendahuluan
Filum
protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdri dari satu sel. Nama protozoa
berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon
= hewan). Hewan filum ini hidup di daerah lembab, misalnya di air tawar, air
laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa ada
yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang hidup
individual (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Yusminah, 2007: 4).
Protozoa
adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di semua habitat utama.
Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit
di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik
berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasitik menyebabkan
beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. Pada
umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola
seksual yang kompleks (Fried H George,
2006: 318).
Dari
7 spesies yang tergolong sebagai protozoa amuba yang hidup dalam saluran
pencernaan yaitu Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni,
Entamoeba polecki, Entamoeba gingivalis, Endolimax nana dan lodamoeba
butschilii; hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, dan juga ada
yang bersifat non patogen. Protozoa lainnya adalah non-patogen meskipun
demikian adanya kekurangtelitian dalam melakukan identifikasi di laboratorium
menyebabkan sulit membedakan antara Entamoeba histolytica dengan Entamoeba coli
(Rita, 2010: 9).
Parasit
gastrointestinal memegang peranan penting terhadap kesehatan primata dan
merupakan penyebab dari timbulnya penyakit parasitik, baik yang hidup secara
ex-situ maupun in-situ. Hal ini tidak terkecuali pada spesies primata yang
hidup di kawasan wisata Pulau Weh Sabang (Erdiansyah. 2010: 287).
Penyakit
infeksi parasit usus terutama yang disebabkan oleh protozoa masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia. Walaupun telah dilakukan pemberantasan sejak
lama dengan pengobatan dan lain-lain, prevalensi penyakit ini masih cukup
tinggi karena rantai penularan oleh sumber infeksi terus terjadi. Orang-orang
yang berperan dalam penularan adalah mereka yang dalam tinjanya mengandung
kista meskipun < 90% dari mereka sehat (Nurhayati, 2010: 62).
Metode/Cara
Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda
Aceh pada tanggal 12
Oktober 2016 pada Pukul 14.00 WIB.
Target/Subjek/Populasi/Sampel
Specimen diperoleh
dengan mengumpulkan berbagai jenis air yaitu air selokan, air sumur, air kolam,
air laut, air jerami dan air sungai.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah mikroskop stereo, kaca benda, kaca penutup dan pipet
tetes. Bahan yang di perlukan dalam praktikum ini adalah air selokan, air
sumur, air kolam, air laut, air jerami dan air sungai.
Prosedur
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini antara lain mula-mula
dimasukkan 2-3 tetes air laut pada kaca benda kemudian ditutup dengan kaca
penutup. Lalu diamati dibawah mikroskop. Dilakukan hal yang serupa pada air
jenis lainnya. Setelah dapat hasilnya, digambar dan diberi keterangan.
Hasil dan Pembahasan
Protozoa terdiri dari
empat kelas antara lain Flagellata, Ciliata, Sporozoa, dan Rhizopoda. Ciri dari
kelas flagellata yaitu memiliki alat gerak berupa rambut cambuk. Memiliki
bentuk yang panjang, runcing pada bagian anterior dan tumpu pada bagian
posterior dan memiliki satu inti. Terdiri dari 2 subkelas yaitu
Fitomastigophora dan Zoomastigophora. Contohmya Euglena viridis memiliki tubuh secara anatomis
yang menyerupai gelendong. Di dalam tubuhnya terdapat nukleus yang berfungsi
sebagai pusat pengendali seluruh kegiatan aktivitasnya, mempunyai vakuola
kontraktil, kloroplas sebagai tempat fotosintesis ketika sinar matahari
mencukupi, terdapat pula stigma serta flagel yang berfungsi sebagai alat gerak
yang memilki stigma (bintik mata
berwarna merah) digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Untuk reproduksi Euglena viridis berkembang biak secara
vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur/longitudinal.
Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya
flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya
terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi Euglena viridis mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya.
Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel.
Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
Habitat Euglena viridis air tawar seperti di kolam peternakan atau
parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang. Pada praktikum ini dengan
pembesaran 10x10 saya mengamati air selokan dimana terdapatnya protozoa jenis Euglena viridis dan digolongkan ke dalam
kelas Flagellata karena memiliki alat gerak berupa rambut getar. Seperti yang
terlihat pada Gambar.1
Gambar.1
Adapun
ciri dari kelas Ciliata antara lain tubuhnya berbentuk oval dan memiliki dua
inti yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus merupakan inti yang
berfungsi untuk bereproduksi sedangkan mikronukleus merupakan inti yang
digunakan dalam proses metabolisme. Selain itu hewan dari kelas Ciliata
bersifat secara heterotrof . Terdiri dari 3 subkelas yaitu Holotricia,
Suctoria, dan Peritricia. Contohnya Paramecium sp memiliki bentuk oval,
sandal, bulat di bagian depan/atas dan tubuh yang seluruhnya atau sebagian
ditutupi oleh cilia atau rambut getar. Lubang bagian belakang disebut pori
anal. Bentuk tubuh paramecium sp secara anatomis seperti sandal (alas
kaki) ukurannya 0,25 mm, kulit tipis dan elastis. Terdapat vakuola makanan dan
vakuola kontraktil yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai
sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian
anterior lebih tumpul atau membulat. Paramecium sp ini berkembangbiak dengan cara membelah diri dan konyugasi. Pada pembiakan
membelah diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian, yang terbagi menjadi dua
bagian tadi masing-masing bergerak kearah ujung sel yang berbeda arah /
berlawanan arah, pada inti mikro membelah melintang menjadi dua bagian corong makanan dan rongga yang berdenyut yang kedua
terbentuk juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang yang membagi tubuh
menjadi dua bagian yang sama besar. Sistem pencernaanya yaitu pencernaan
makanan terjadi di dalam vakuola makanan. Awalnya makanan masuk ke dalam sel
melalui rongga mulut, lalu masuk ke dalam sitostoma, kemudian makanan akan
didorong masuk ke dalam sitofaring dan akan terus ke vakuola makanan untuk
dicerna. Habitat Paramecium sp hidup
di air tawar. Namun pada praktikum ini saya tidak menemukan protozoa jenis Paramecium
sp pada berbagai jenis air.
Ciri dari kelas
Rhizopoda yaitu memiliki psedopodia yaitu kaki semu yang digunakan untuk
bergerak dan memperoleh makanan. Bentuk tubuhnya tidak tetap (ameboid), karena
aliran protoplasma yang membentuk psseudopodia. Sitoplasma sebelah luar agak
mengeras dibandingkan dengan bagian dalam sehingga sitoplasma paling luar
dinamakan dengan pelicula. Contohnya Amoeba proteus yang
merupakan hewan bersel tunggal dengan ukuran panjang 250 um (0,25 mm)
transparan tidak dapat dilihat dengan kasat mata tetapi harus menggunakan
mikroskop dan tampak putih kebiru – biruan serta bernapas dengan cara difusi. Amoeba
ada yang dibungkus cangkang (Arcella, Difugia, Radiolaria) ada pula yang tanpa
selubung cangkang (telanjang), biasanya yang tanpa selubung bentuknya asimetris
dan selalu berubah. Bagian tubuh amoeba yang hanya satu sel terdiri atas
vakuola makanan, vakuola kontraktil, inti, endoplasma, ektoplasma, plasmagel,
plasmolema, tudung hyalin, lembaran plasma gel, plasma sol, dan juga
kristal-kristal. Berkembang secara vegetatif
dan bereproduksi Amoeba terjadi secara aseksual dengan cara membelah
diri. Habitat Amoeba sp dalam air
tawar baik pada air tergenang maupun yang mengalir. Pada praktikum ini Amoeba proteus yang saya temukan
terdapat di dalam air jerami dengan pembesaran 10x10. Seperti yang terlihat
pada Gambar.2
Gambar.2
Kelas dari Sporozoa memiliki
ciri antara lain tidak memiliki alat gerak yang sebenarnya tapi bergerak dengan
mengubah posisi tubuhnya. Selain itu memiliki bentuk tubuh yang berbentuk bulat
panjang dan memiliki sebuah nukleus. Namun tidak memliki vakuola kontraktil.
Dapat menghasikan spora dan bersifat parasit contohnya Haemosporidia dan Plasmodium
sp yang menyebabkan malaria. Namun pada praktikum ini saya tidak menemukan
protozoa yang termasuk ke dalam kelas Sporozoa.
Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada
Tabel.1 di bawah ini.
Tabel.1
No
|
Jenis Air
|
Jenis Protozoa
|
1
|
Air sumur
|
Tdk ada
|
2
|
Air laut
|
Tdk ada
|
3
|
Air selokan
|
Euglena viridis
|
4
|
Air kolam
|
Tdk ada
|
5
|
Air jerami
|
Amoeba sp
|
Simpulan dan Saran
Simpulan
Protozoa merupakan
makhluk uniseluler yang memiliki alat gerak berupa rambut getar (cilia), rambut
cambuk (flagel), kaki semu (pseudopodia) atau tidak mempunyai alat gerak. Tubuh
berupa gumpalan protoplasma terdiri dari ektoplasma berupa plasma bagian luar
dan endoplasma berupa plasma bagian dalam. Umumnya hidup diperairan tawar, di
tempat lembab, laut, di tanah dan pada hewan. Praktikum dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai macam jenis air antara lain air selokan, air laut, air
jerami, dan air sumur. Untuk mengamati apakah hewan protozoa terdapat di salah
satu air tersebut. Namun pada paktikum ini hanya menemukan hewan dari kelas
Flagellata yaitu Euglena viridis yang
terdapat di dalam air selokan, sedangkan Amoeba
proteus yang merupakan kelas dari Rhizopoda terdapat di dalam air
jerami.
,.
Saran
Menyadari
bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber yang jelas dan
dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari
asisten maupun dosen pembimbing yang bersifat membangun.
Daftar Pustaka
Dewi, Rita: 2010. Distribusi Parasit
Usus Protozoa di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Suplemen Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Vol 20. No. 1. Hal (9-18).
George H, Fried. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga, 2006.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Nurhayati:
2010. Gambaran Infeksi Protozoa Intestinal Pada Anak Binaan Rumah singgah
Amanah Kota Padang. Jurnal Penelitian Majalah
Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Hal (62-69).
Rahmi, Erwansyah. 2010. Insidensi
Nematoda Gastrointestinal dan Protozoa pada Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis) Liar di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh Sabang. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. XIII, No. 6. Hal (287-291).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar