Senin, 03 April 2017

Laporan Praktikum Klasifikasi Hewan Zoo-Invertebrata



KLASIFIKASI HEWAN
SRI DEVISTA
sridevista.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Klasifikasi hewan merupakan pengelompokan hewan ke dalam kelompok tertentu sehingga diperoleh kelompok hewan dalam jenjang yang berbeda sehingga lebih mudah dipelajari dan mudah diingat dalam melakukan pengamatan. Pengelompokan hewan berdasarkan filum dilakukan dengan mengamati struktur tubuh, ukuran tubuh, bentuk tubuh, warna, sejarah hidup, fisiologi, dan struktur kimia dalam tubuh yaitu DNA dan RNA. Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki ruas tulang belakang. Hewan ini meliputi Protozoa, Porifera, Coelenterata, Plathyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Moluska, Arthropoda dan Echinodermata. Praktikum yang berjudul “Klasifikasi Hewan” ini telah dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2016 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara melakukan klasifikasi hewan invertebrata dan menerapkan pola dasar dalam mengklasifikasi hewan ke dalam filum, kelas, ordo, famili, genus dan spesies. Adapun metode yang dilakukan antara lain diperhatikan ciri dari masing-masing hewan satu persatu kemudian dikelompokkan ke dalam masing masing filum sesuai ciri dominan. Keong dan kerang termasuk filum dari Molluska. Kelas Echinoidea dari filum Echinodermata yaitu landak laut,  kelas Asteroidea yaitu bintang laut, dan kelas Ophiuroidea yaitu bintang ular laut. Oculina sp. termasuk ke dalam filum Coelenterata. Kelas Crustacea pada filum Arthropoda yaitu kepiting memiliki kaki 4 ruas. Dan Spongila digolongkan ke dalam filum Porifera.
Kata kunci: Klasifikasi, Filum, Ciri dominan, Struktur tubuh, Bentuk tubuh.

Abstract
Classification of animals is a grouping of animals into certain groups in order to obtain groups of animals in the different levels making it easy to learn and easy to remember in making observations. Animal grouping based phylum done by observing the body structure, body size, body shape, color, life history, physiology, and chemical structures in the body that DNA and RNA. Invertebrates are animals that do not have vertebrae. These animals include Protozoa, Porifera, Coelenterata, flatworm, Nemathelminthes, annelids, molluscs, arthropods and Echinodermata. Practicum titled "Classification of Animals" has been held on October 5, 2016 at the Laboratory of Biology Education FKIP Syiah Kuala University. Practicum aims to determine how to classify the invertebrates and apply the basic patterns in classifying animals into phylum, class, order, family, genus and species. The method is carried out, among others note the characteristics of each of the animals one by one and then grouped into each phylum according dominant characteristic. Snails and shellfish including phylum of molluscs. Class Echinoidea of ​​phylum Echinodermata namely sea urchins, starfish that Asteroidea class, and the class of the planets Ophiuroidea sea snakes. Oculina sp. belong to the phylum Coelenterata. Crustaceans in the phylum arthropods that have crab legs 4 vertebra.
Keywords: Classification, phylum, dominant feature, body structure, body shape.





Pendahuluan

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokkan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan atau hewan yang memiliki persamaan struktur (Campbell, 2009,p. 134).
Kunci diterminasi merupakan media yang digunakan dalam proses identifikasi suatu makhluk hidup, sedangkan untuk mengamati makhluk hidup yang beraneka ragam yang tidak mungkin untuk didatangkan langsung dikelas maka diperlukan suatu sumber yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang makhluk hidup tersebut. Manfaat dari penggunaan kunci determinasi adalah untuk melihat lebih dekat dan lebih rinci suatu objek yang dipelajari, kunci tersebut secara ilmiah akan mendorong pemahaman istilah ilmiah (Purnamasari, 2012, p. 104).
Sifat umum dari metode deskriptif yaitu mengelompokkan, menyusun, menganalisa, menafsirkan dan kemudian diadakan klasifikasi atau dibandingkan atara suatu kelompok data lain. Sampel plankton yang diambil dari waduk tersebut kemudian diidentifikasi jenisnya yang berpedoman padanollet (Maizar, 2009, p. 8).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fisik kimia perairan tambak masih layak sebagai lahan budidaya Bandeng. Substrat dasar tambak sesuai untuk kehidupan Makrobenthos invertebrata yang ditemukan yaitu dari kelas Polychaeta, Gastropoda, Bivalvia dan Crustacea. Untuk musim kemarau kemelimpahan makrobenthos invertebrata  yang ditemukan berkisar antara 6 s/d 11 spesies (Nanik, 2009, p. 7).
Hewan invertebrata  yang diamati dalam penelitian ini merupakan kelompok makrobentos (makrofauna) yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm. Jenis-jenis siput/keong (Kelompok Gastropoda) merupakan spesies-spesies yang banyak ditemukan pada petak sawah organik di kecamatan Lawang, invertebrata jenis ini banyak ditemukan di dasar perairan atau menempel pada batu-batuan di perairan. Terdapat pula jenis insekta yang hidup di permukaan air maupun di permukaan substrat dasar perairan (Herlin, 2013, p. 162).
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
                Praktikum dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal  5 Oktober 2016 pada Pukul 16.00 WIB.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
Specimen diperoleh dengan mengumpulkan hewan yang terdapat di lingkungan dan di masukkan ke dalam tempat tertentu. Apabial hewan susah diamati karena sangat aktif maka hewan di masukkan ke dalam formalin 10% atau ke dalam alkohol 10% dan di biarkan selama 15 menit.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya, lup, alat bedah, dan petridish. Bahan yang di perlukan dalam praktikum ini adalah bintang laut, landak laut, bintang ular laut, kerang, keong, Oculina sp, spongila, dan kepiting yang merupakan preparat yang sudah di awetkan dengan formalin, alkohol, dan aquadest.
Prosedur
Hewan yang telah di kumpulkan dari lingkungan dimasukkan ke dalam tempat. Bila hewan sulit untuk di amati karena sangat aktif maka dimatikan dengan dimasukkan hewan tersebut ke dalam formalin 10% atau alkohol 10% dan dibiarkan selama 15 menit. Setelah itu diangkat dari formain dan dibilas dengan air bersih sehingga bau formalin hilang. Diperhatikan ciri dari masing-masing hewan satu persatu dengan mengelompokkan berdasarkan ciri dominan yang dimiliki pada tingkat paling tinggi (fylum) hingga pling rendah (subspesies). Apabila hewan yang memiliki satu sel maka dimasukkan ke dalam filum Protozoa, hewan berpori dimasukkan ke dalam Porifera, hewan berongga dimasukkan ke dalam Coelenterata, bentuk pipih dimasukkan ke Plathyhelminthes, tubuh seperti benang dimasukkan ke Nemathelminthes, hewan beranulus dimasukkan ke dalam ke Annelida, tubuh lunak dimasukkan ke Mollluska, hewan yang memili kaki beruas dimasukkan ke Arthropoda dan hewan dengan kulit berduri dimasukkan ke dalam filum Echinodermata. Kemudian dilakukan pengamatan ciri khas yang dimiliki dari anggota filum tersebut, sehingga dapat dikelompokkan ke dalam kelas, ordo, famili, genus, spesies, atau subspesies masing-masing. Dilakukan pengelompokan sampai ke jenjang paling bawah pada jenjang subspesies. Setelah itu dibuat tabel dari hasil pengamatan.

Hasil dan Pembahasan
                Klasifikasi adalah penggolongan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan-golongan tertentu. Golongan-golongan ini disusun runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu dimulai dari tingkatan yang lebih kecil hingga ketingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan mahluk hidup kedalam golongannya disebut taksonomi atau sistematik. Pengelompokan hewan berdasarkan filum dilakukan dengan mengamati struktur tubuh, ukuran tubuh, bentuk tubuh, warna, sejarah hidup, fisiologi, dan struktur kimia dalam tubuh yaitu DNA dan RNA.
Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan punggung/bertulang belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Avertebrata dibagi menjadi 9 filum yaitu Protozoa, Porifera, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata.
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Makanan Porifera berupa zat-zat organik dan semua organisne kecil seperti palankton. Porifera tidak mempunyai alat pencernaan khusus, sistem pencernaannya bersifat intraseluler. Pada praktikum ini preparat yang termasuk ke dalam filum porifera adalah Spongilla sp.
Platyhelmintes (cacing pipih) merupakan filum untuk jenis cacing yang tidak memiliki punggung dan perut serta tidak berbuku-buku. Tempat hidup cacing ini adalah dilaut, disungai dan danau atau parasit pada tubuh organisme lain. Nemathelmintes berasal dari kata nematos yang berarti benang dan nelminthes yang berarti cacing. Jadi arti sebenarnya dari Nemathelmintes adalah cacing benang kerena bentuknya yang bulat dan memanjang. Tubuh  Nemathelmintes tidak beruas-ruas. Pada bagian depan terdapat mulut, alat pencernaannya  adalah usus dan diakhiri dengan anus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat pencernaannya sempurna. Namun pada praktikum ini tidak ada preparat yang termasuk ke dalam kedua filum ini.
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Ciri umum yang dimiliki Mollusca adalah tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen. Keong dan kerang termasuk filum dari molluska namun berbeda kelas. Hal ini dikarenakan keong yang merupakan kelas gastropoda menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Selain itu keong memiliki cangkok yang berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi untuk indera pembau dan peraba. Hidup didarat, air tawar, air laut. Bersifat hermafrodit, perkawinan silanng. Pembuahan terjadi ditubuh betina.
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Phylum Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas yaitu  Echinoidea, Asteroidea, Ophiuroidea, Crinoidea, Holothuroidea. Namun pada praktikum ini preparat yang diamati hanya temasuk ke dalam 3 kelas saja antara lain kelas Echinoidea yaitu landak laut,  kelas Asteroidea yaitu bintang laut, dan kelas Ophiuroidea yaitu bintang ular laut. Pada bintang laut digolongkan ke dalam kelas Asteroidea karena “aster”=bintang, dan “idea=bentuk”. Dengan kata lain bentuk hewan ini seperti bintang. Bintang laut hidup di dasar perairan yang berbatu karang. Hewan ini bergerak lambat menggunakan deretan kakinya yang berbentuk tabung penghisap kecil. Bintang laut termasuk hewan karnivora, makanannya adalah hewan kecil lain seperti kerang, koral dan ikan-ikan kecil. Landak laut digolongkan ke dalam filum Echiodermata karena permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular). Ophiuroidea tidak memiliki anus dan gerakannya sangat cepat.
Kelompok filum Annelida yaitu hewan yang beranulus dan rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh

merupakan rongga tubuh yang sebenarnya. Namun pada praktikum ini tidak ada preparat yang termasuk ke dalam filum ini.
Coelenterata berasal dari bahasa Yunani yaitu coilos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki rongga yang berfungsi sebagai usus. Tubuhnya terdiri dari kantong dan rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan. Memiliki mulut sekaligus sebagai anus. Preparat yang diamati pada praktikum yang termasuk ke dalam filum ini yaitu Oculina sp. Hewan ini hidup berkoloni dan habitatnya di laut atau air tawar.
Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yaitu Crustacea, Arachnoidea, Myriapoda, dan Insecta atau Hexapoda. (Arthropoda berarti “kaki bersendi”). Kelompok segmen dan anggota badannya telah terspesialisasi untuk berbagai ragam fungsi. Sebagai contoh, anggota badan secara beragam dimodifikasi untuk berjalan, makan, dan sebagai reseptor sensoris, kopulasi, dan untuk pertahanan. Tubuh Arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suatu eksoskeleton (kerangka eksternal) yang dibangun dari lapisan-lapisan protein dan kitin. Atrhropoda terdiri dari 5 kelas utama yaitu Arachnida, Diplopoda, Chilopoda, Crustacea, dan  Insekta. Kepiting yang merupakan preparat pada praktikum ini digolongkan ke dalam filum Arthropoda sementara kelas nya yaitu Crustacea. Kepiting memiliki tubuh dengan dua atau tiga bagian, memiliki antena, bagian mulut untuk mengunyah, tiga atau lebih pasang kaki, dan masing-masing kaki memiliki 4 ruas.
Simpulan dan Saran
Simpulan                                                     
Klasifikasi hewan merupakan pengelompokan hewan ke dalam kelompok tertentu sehingga diperoleh kelompok hewan dalam jenjang yang berbeda sehingga lebih mudah dipelajari dan mudah diingat dalam melakukan pengamatan. Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki ruas tulang belakang. Hewan ini meliputi Protozoa, Porifera, Coelenterata, Plathyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Moluska, Arthropoda dan Echinodermata. Keong dan kerang termasuk filum dari molluska yang merupakan hewan bertubuh lunak. Echinodermata merupakan hewan yang bertubuh duri. Kelas Echinoidea yaitu landak laut,  kelas Asteroidea yaitu bintang laut, dan kelas Ophiuroidea yaitu bintang ular laut. Oculina sp. merupakan preparat yang diamati  termasuk ke dalam filum Coelenterata yaitu hewan yang memiliki rongga pada tubuhnya. Arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suatu eksoskeleton (kerangka eksternal) yang dibangun dari lapisan-lapisan protein dan kitin. Kelas Crustacea pada filum Arthropoda termasuk kepiting memiliki kaki 4 ruas.
Saran
Menyadari bahwa praktikan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya praktikan akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari asisten maupun dosen pembimbing yang bersifat membangun.

Daftar Pustaka
Aprilia, Herlin. 2013. Struktur Komunitas Vertebrata dan Invertebrata Air pada Petak Sawah Organik  di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Jurnal Biotropika Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang. Vol. 1 No. 4 (162-165).
Campbel N, A. 2009. Biologi Edisi Kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Heru, Nanik. 2009. Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrobenthos Invertebrata di Pertambakan Wilayah Industri Sekitar Muara Suangai Babon Semarang. Jurnal Ilmiah Fakultas Sains dan Matematika, Undip, Semarang. 1(1): 7-145.
Maizar, Asus. 2009. Pendugaan Status Tropik Dengan Pendekatan Kelimpahan Fitoplankton Dan Zooplankton di Waduk Sengguruh, Karangkates, Lahor, Wiling Raya dan Wonorejo Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan. 1(1): 7-13.
Purnamasari, Heri. 2012. Kunci Determinasi dan Flashcard Sebagai Media Pembelajaran Inkuiri Klasifikasi Makhluk Hidup Smp. Unnes Science Education Jurnal. 1(2): 104-110.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kota Meulaboh, Aceh Barat HISTORY OF CITY

MEULABOH KOTA PEJUANG KU     Meulaboh merupakan ibu kota dari Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dan merupakan kota terbesar ...