Tipe Stomata
Stomata types
Sri
Devista
Sridevista.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Stomata merupakan derivat epidermis
dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara antara
jaringan dengan udaraa luar. Struktur stomata terdiri dari celah stomata yang
diapit oleh dua sel penutup, dan satu sel penutup dikelilingi oleh sel
tetangga. Berdasarkan letak sel tetangga terhadap sel penutup dibedakan menjadi
empat tipe yaitu Diasitik, Anomositik, Anisositik, dan Parasitik. Berdasarkan
letak sel penutup terhadap sel epidermis dibedakan menjadi dua tipe yaitu
Fenorophor dan Kristophor. Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 di Laboratorium
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati struktur stomata dan
mengamati berbagai macam tipe stomata. Adapun prosedur pada praktikum ini
antara lain disayat penampang paradermis permukaan bawah daun alpokat, daun cabe, daun alamanda, dan daun jagung.
Pada daun adam hawa dan Ficus elastica
disayat penampang melintang bawah daun nya, kemudian ditetesi dengan air dan
diamati dibawah mikroskop. Masing-masing preparat dilakukan berurutan kemudian digambar
dan diberi keterangan.
Kata
Kunci: Anomositik,
Anisositik, Parasitik, Fanorophor, Kristophor.
Abstract
Stomata
are derivatives of the epidermis with a special structure that serves as the
air circulation between the network with the outside air. The structure
consists of a slit stomata stomatal closing flanked by two cells, and a cell
cover is surrounded by neighboring cells. Based on the location of the
neighboring cells to the cell cover can be divided into four types: Diasitik,
Anomositik, Anisositik, and Parasitic. Based on the location of the cell cover
against epidermal cells differentiated into two types: Fenorophor and
Kristophor. This practicum was held on October 28, 2016 at the Laboratory of
Biology Education FKIP Syiah Kuala University. Practicum aims to observe the
structure of stomata and observe various types of stomata. The procedure in
this lab include cross-sectional paradermis slashed the underside of leaves
avocado, chili leaves, leaf Alamanda, and corn leaves. On the eve adam leaf and
Ficus Elastica slashed its cross section under the leaves, then drip with water
and observed under a microscope. Each preparation is done sequentially and then
drawn and annotated.
Keywords: Anomositik, Anisositik, Parasitic, Faneropor, Kristopher.
Pendahuluan
Daun pada umumnya berbentuk tipis
melebar, berwarna hijau, duduk daun pada batang menghadap ke atas. Bentuk daun
umumnya tipis, datar dan diperkuat oleh tulang daun dan memiliki permukaan luas
untuk menerima cahaya. Daun berfungsi untuk transportasi dan menangkap cahaya untuk
fotosintesis, yaitu perubahan energi matahari menjadi energi kimia (Syarif
2009).
Menurut Mulyani (2006) bahwa daun
dengan pertulangan menyirip seperti pada dikotil, stomatanya tersebar,
sedangkan daun dengan pertulangan sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya
tersusun berderet sejajar. Akan tetapi pada hasil pengamatan tidak terlalu
sesuai dengan pernyataan Mulyani tersebut. Karena pada tumbuhan yang dikotil
ditemukan susunan stomata yang berderet sejajar padahal apabila menurut Mulyani
seharusnya susunan stomata pada tumbuhan dikotil tersebut stomatanya tersebar.
Jaringan
epidermis terdiri atas satu lapis sel dengan kutikula yang tipis. Pada epidermis ditemukan stomata tipe
anomositik. Korteks terdiri atas sel-sel parenkim dan kolenkim. Lapisan kolenkim
terdiri dari 6-7 lapis sel dengan penebalan dinding tipe lakunar. Jaringan
kolenkim terutama terdapat pada sudut-sudut batang. Jumlah lapisan sel kolenkim
ini dilaporkan bervariasi antar jenis gadung rotundata berjumlah 6-10 lapis
(Tesri, 2007: 39).
Tebal
epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat pada
tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan Ketebalan
dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis merupakan faktor penting
dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen tertentu. Dari
beberapa kultivar pisang diharapkan dapat ditemukan kultivar yang tahan
terhadap serangan penyakit sigatoka dan terdapat hubungan antara ketebalan
lapisan epidermis daun dengan ketahanan
tanaman (Nurul, 2015: 36).
Keragaman
genotipik untuk karakter frekuensi stomata dari 14 genotipe yang diuji adalah
luas. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi genotipe-genotipe yang diuji memiliki
frekuensi stomata bervariasi sehingga memungkinkan menyeleksi genotipe-genotipe
yang diuji berdasarkan frekuensi stomatanya.
Berbeda dengan keragaman kandungan klorofil dari genotipe-genotipe yang
diuji memiliki keragaman genotipik yang sempit.
Sedangkan keragaman fenotipik baik pada frekuensi stomata maupun
kandungan klorofil adalah luas (Nyimas, 2011: 81).
Metode/Cara
Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda
Aceh pada tanggal 28 Oktober 2016 pada Pukul 08.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah mikroskop, kaca benda, silet, dan kaca objek. Bahan
yang di perlukan dalam praktikum ini adalah
Allamanda cathartica, Capsicum sp, Zea mays, Ficus elastica, Rhoe discolor, dan
Percea americana
Prosedur
Prosedur
pada praktikum ini antara lain mula-mula disayat penampang paradermis permukaan
bawah daun alpokat, daun cabe, daun
alamanda, dan daun jagung. Pada daun adam hawa dan Ficus elastica disayat penampang melintang bawah daun nya, kemudian
ditetesi dengan air dan diamati dibawah mikroskop. Masing-masing preparat
dilakukan berurutan kemudian digambar dan diberi keterangan.
Hasil dan Pembahasan
Stomata
adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang
berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
penutup dikelilingi oleh sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel
epidermis lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. Sel tetangga adalah sel
yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam lebar celah
dan gerakan sel penutup. Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara, terutama di daun. Fungsi utama stomata adalah untuk
memungkinkan gas seperti karbon dioksida, uap air dan oksigen untuk bergerak
dengan cepat masuk dan keluar dari daun. Selain itu stomata juga sebagai jalan
masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan penguatan
(transpirasi). Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan
fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.
Berdasarkan letak sel tetangga
terhadap sel penutup dibedakan menjadi empat tipe yaitu Diasitik, Anomositik,
Anisositik, dan Parasitik. Pada tipe Diasitik terdapat sel tetangga tegak luruh
terhadap sel penutup. Namun pada praktikum ini tidak tersedianya preparat untuk
mengamati stomata tipe diasitik. Stomata tipe Anomositik memiliki sel tetangga
yang letaknya tidak beraturan dan sel penutup
dikelilingi sejumlah sel tertentu yang tidak dapat dibedakan bentuk dan
ukurannya dari sel epidermis yang lain. Namun pada praktikum ini tidak saya
lanjutkan karena tidak tersedianya waktu untuk mengamati stomata tipe
Anomositik. Stomata tipe Anisositik memiliki lebih dari dua sel tetangga yang
berbeda ukuran dan letaknya tak beraturan. Pada praktikum ini stomata tipe
Anisositik terdapat pada penampang epidermal permukaan bawah daun Capsicum sp dengan pembesaran 40x10. Seperti yang terlihat pada gambar.1
Gambar.1

Stomata tipe Parasitik memiliki sel
tetangga yang sejajar dengan sel penutup. Pada praktikum ini stomata tipe
Parasitik terdapat pada penampang paradermal permukaan bawah daun Allamanda cathartica dengan pembesaran
10x10. Seperti yang terlihat pada gambar.2
Gambar.2

Berdasarkan letak sel penutup
terhadap sel epidermis dibedakan menjadi dua tipe yaitu Fenorophor dan
Kristophor. Stomata tipe Fenorophor
terdapat sel penutup yang sama tinggi dengan sel epidermis. Sedangkan pada stomata
tipe Kriptophor terdapat sel penutup yang lebih rendah daripada sel epidermis.
Namun pada praktikum ini saya tidak dapat mengamati stomata tipe fenorophor
pada Rhoe discolor dan stomata tipe
kriptophor pada Ficus elastica dikarenakan
terlalu lama dalam menyayat dan mengamati preparat sebelumnya. Sehingga tidak
tersedianya waktu untuk melanjutkan praktikum.
Terdapat perbedaan letak stomata
pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada dikotil letak stomata tersebar.
Sedangkan pada monokotil letak stomata sejajar dengan sel penutup yang panjang
seperti halter dan kedua ujungnya membulat serta sel tetangga letaknya sejajar
dengan sel penutup. Pada praktikum ini bentuk stomata pada tumbuhan monokotil
terdapat pada penampang paradermal permukaan bawah daun Zea mays dengan pembesaran 40x10.
Seperti yang
terlihat pada gambar.3
Gambar.3

Simpulan dan Saran
Simpulan
Stomata
merupakan derivat epidermis dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai
tempat sirkulasi udara antara jaringan dengan udara luar. Struktur stomata
terdiri dari celah stomata yang diapit oleh dua sel penutup, dan satu sel
penutup dikelilingi oleh sel tetangga. Berdasarkan letak sel tetangga terhadap
sel penutup dibedakan menjadi empat tipe yaitu Diasitik, Anomositik,
Anisositik, dan Parasitik. Pada tipe Diasitik terdapat sel tetangga tegak luruh
terhadap sel penutup. Stomata tipe Anomositik memiliki sel tetangga yang
letaknya tidak beraturan terdapat pada Percea
americana. Stomata tipe Anisositik memiliki lebih dari dua sel tetangga
yang berbeda ukuran dan letaknya tak beraturan terdapat pada Capsicum sp. Stomata tipe Parasitik
memiliki sel tetangga yang sejajar dengan sel penutup terdapat pada Allamanda cathartica. Berdasarkan letak
sel penutup terhadap sel epidermis dibedakan menjadi dua tipe yaitu Fenorophor
dan Kristophor. Stomata tipe Fenorophor terdapat sel penutup yang sama tinggi
dengan sel epidermis terdapat pada Rhoe
discolor. Sedangkan pada stomata tipe Kriptophor terdapat sel penutup yang
lebih rendah daripada sel epidermis terdapat pada Ficus elastica. Pada tumbuhan monokotil letak stomata sejajar
dengan sel penutup yang panjang seperti halter dan kedua ujungnya membulat
serta sel tetangga letaknya sejajar dengan sel penutup terdapat pada Zea mays.
Saran
Menyadari
bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber yang jelas dan
dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari
asisten maupun dosen pembimbing yang bersifat membangun. Selain itu memohon
bantuan untuk memberikan motivasi dalam melaksanakan praktikum.
Daftar
Pustaka
Maideliza,
Tesri. 2007. Kajian Struktur dan Kariotipe Gadung (Dioscorea bulbifora L) di
Sumatera Barat. Jurnal Makara Jurusan
Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang. VOL. 11, NO. 1, Halaman 37-43.
Mulyani,
Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius.
Nurul, dkk.
2015. Hubungan Ketebalan lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur
(Mycosphaerella musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh
Kultivar Pisang. Jurnal HPT Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan hama
dan Penyakit Tumbuhan. Volume 3 Nomor 1 Halaman 35-43.
Sya’diah,
Nyimas. 2011. Variabilitas Genetik, Heritabilitas, dan Kemajuan Genetik
Frekuensi Stomata dan Kandungan Klorofil Beberapa Genotip Kedelai Generasi F4.
Jurnal Agrotropika Jurusan Budidaya Pertanian Lampung. Vol, 16. No, 1, Hal,
80-83.
Syarif
2009. Struktur dan Fungsi jaringan
Tumbuhan. Bandung : Pusat pengembangan dan pemberdayaan Pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar