Minggu, 02 April 2017

Laporan Praktikum Tipe Stomata



Tipe Stomata
Stomata types
Sri Devista
Sridevista.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Stomata merupakan derivat epidermis dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara antara jaringan dengan udaraa luar. Struktur stomata terdiri dari celah stomata yang diapit oleh dua sel penutup, dan satu sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga. Berdasarkan letak sel tetangga terhadap sel penutup dibedakan menjadi empat tipe yaitu Diasitik, Anomositik, Anisositik, dan Parasitik. Berdasarkan letak sel penutup terhadap sel epidermis dibedakan menjadi dua tipe yaitu Fenorophor dan Kristophor. Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati struktur stomata dan mengamati berbagai macam tipe stomata. Adapun prosedur pada praktikum ini antara lain disayat penampang paradermis permukaan bawah daun alpokat,  daun cabe, daun alamanda, dan daun jagung. Pada daun adam hawa dan Ficus elastica disayat penampang melintang bawah daun nya, kemudian ditetesi dengan air dan diamati dibawah mikroskop. Masing-masing preparat dilakukan berurutan kemudian digambar dan diberi keterangan.
Kata Kunci: Anomositik, Anisositik, Parasitik, Fanorophor, Kristophor.

Abstract
          Stomata are derivatives of the epidermis with a special structure that serves as the air circulation between the network with the outside air. The structure consists of a slit stomata stomatal closing flanked by two cells, and a cell cover is surrounded by neighboring cells. Based on the location of the neighboring cells to the cell cover can be divided into four types: Diasitik, Anomositik, Anisositik, and Parasitic. Based on the location of the cell cover against epidermal cells differentiated into two types: Fenorophor and Kristophor. This practicum was held on October 28, 2016 at the Laboratory of Biology Education FKIP Syiah Kuala University. Practicum aims to observe the structure of stomata and observe various types of stomata. The procedure in this lab include cross-sectional paradermis slashed the underside of leaves avocado, chili leaves, leaf Alamanda, and corn leaves. On the eve adam leaf and Ficus Elastica slashed its cross section under the leaves, then drip with water and observed under a microscope. Each preparation is done sequentially and then drawn and annotated.     
Keywords: Anomositik, Anisositik, Parasitic, Faneropor, Kristopher.



















Pendahuluan
            Daun pada umumnya berbentuk tipis melebar, berwarna hijau, duduk daun pada batang menghadap ke atas. Bentuk daun umumnya tipis, datar dan diperkuat oleh tulang daun dan memiliki permukaan luas untuk menerima cahaya. Daun berfungsi untuk transportasi dan menangkap cahaya untuk fotosintesis, yaitu perubahan energi matahari menjadi energi kimia (Syarif 2009).
            Menurut Mulyani (2006) bahwa daun dengan pertulangan menyirip seperti pada dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun dengan pertulangan sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya tersusun berderet sejajar. Akan tetapi pada hasil pengamatan tidak terlalu sesuai dengan pernyataan Mulyani tersebut. Karena pada tumbuhan yang dikotil ditemukan susunan stomata yang berderet sejajar padahal apabila menurut Mulyani seharusnya susunan stomata pada tumbuhan dikotil tersebut stomatanya tersebar.
Jaringan epidermis terdiri atas satu lapis sel dengan kutikula yang tipis.  Pada epidermis ditemukan stomata tipe anomositik. Korteks terdiri atas sel-sel parenkim dan kolenkim. Lapisan kolenkim terdiri dari 6-7 lapis sel dengan penebalan dinding tipe lakunar. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada sudut-sudut batang. Jumlah lapisan sel kolenkim ini dilaporkan bervariasi antar jenis gadung rotundata berjumlah 6-10 lapis (Tesri, 2007: 39).
Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis merupakan faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen tertentu. Dari beberapa kultivar pisang diharapkan dapat ditemukan kultivar yang tahan terhadap serangan penyakit sigatoka dan terdapat hubungan antara ketebalan lapisan epidermis daun dengan  ketahanan tanaman (Nurul, 2015: 36).
            Keragaman genotipik untuk karakter frekuensi stomata dari 14 genotipe yang diuji adalah luas. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi genotipe-genotipe yang diuji memiliki frekuensi stomata bervariasi sehingga memungkinkan menyeleksi genotipe-genotipe yang diuji berdasarkan frekuensi stomatanya.  Berbeda dengan keragaman kandungan klorofil dari genotipe-genotipe yang diuji memiliki keragaman genotipik yang sempit.  Sedangkan keragaman fenotipik baik pada frekuensi stomata maupun kandungan klorofil adalah luas (Nyimas, 2011: 81).
           
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
            Praktikum dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal 28 Oktober 2016 pada Pukul 08.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, kaca benda, silet, dan kaca objek. Bahan yang di perlukan dalam praktikum ini adalah Allamanda cathartica, Capsicum sp, Zea mays, Ficus elastica, Rhoe discolor, dan Percea americana
Prosedur
Prosedur pada praktikum ini antara lain mula-mula disayat penampang paradermis permukaan bawah daun alpokat,  daun cabe, daun alamanda, dan daun jagung. Pada daun adam hawa dan Ficus elastica disayat penampang melintang bawah daun nya, kemudian ditetesi dengan air dan diamati dibawah mikroskop. Masing-masing preparat dilakukan berurutan kemudian digambar dan diberi keterangan.

Hasil dan Pembahasan
Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam lebar celah dan gerakan sel penutup. Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara, terutama di daun. Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon dioksida, uap air dan oksigen untuk bergerak dengan cepat masuk dan keluar dari daun. Selain itu stomata juga sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan penguatan (transpirasi). Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.
Berdasarkan letak sel tetangga terhadap sel penutup dibedakan menjadi empat tipe yaitu Diasitik, Anomositik, Anisositik, dan Parasitik. Pada tipe Diasitik terdapat sel tetangga tegak luruh terhadap sel penutup. Namun pada praktikum ini tidak tersedianya preparat untuk mengamati stomata tipe diasitik. Stomata tipe Anomositik memiliki sel tetangga yang letaknya tidak beraturan dan sel penutup dikelilingi sejumlah sel tertentu yang tidak dapat dibedakan bentuk dan ukurannya dari sel epidermis yang lain. Namun pada praktikum ini tidak saya lanjutkan karena tidak tersedianya waktu untuk mengamati stomata tipe Anomositik. Stomata tipe Anisositik memiliki lebih dari dua sel tetangga yang berbeda ukuran dan letaknya tak beraturan. Pada praktikum ini stomata tipe Anisositik terdapat pada penampang epidermal permukaan bawah daun Capsicum sp dengan pembesaran 40x10. Seperti yang terlihat pada gambar.1
Gambar.1

Stomata tipe Parasitik memiliki sel tetangga yang sejajar dengan sel penutup. Pada praktikum ini stomata tipe Parasitik terdapat pada penampang paradermal permukaan bawah daun Allamanda cathartica dengan pembesaran 10x10. Seperti yang terlihat pada gambar.2
Gambar.2

Berdasarkan letak sel penutup terhadap sel epidermis dibedakan menjadi dua tipe yaitu Fenorophor dan Kristophor.  Stomata tipe Fenorophor terdapat sel penutup yang sama tinggi dengan sel epidermis. Sedangkan pada stomata tipe Kriptophor terdapat sel penutup yang lebih rendah daripada sel epidermis. Namun pada praktikum ini saya tidak dapat mengamati stomata tipe fenorophor pada Rhoe discolor dan stomata tipe kriptophor pada Ficus elastica dikarenakan terlalu lama dalam menyayat dan mengamati preparat sebelumnya. Sehingga tidak tersedianya waktu untuk melanjutkan praktikum.
Terdapat perbedaan letak stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada dikotil letak stomata tersebar. Sedangkan pada monokotil letak stomata sejajar dengan sel penutup yang panjang seperti halter dan kedua ujungnya membulat serta sel tetangga letaknya sejajar dengan sel penutup. Pada praktikum ini bentuk stomata pada tumbuhan monokotil terdapat pada penampang paradermal permukaan bawah daun Zea mays dengan pembesaran 40x10.
Seperti yang terlihat pada gambar.3
Gambar.3

Simpulan dan Saran
Simpulan
            Stomata merupakan derivat epidermis dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara antara jaringan dengan udara luar. Struktur stomata terdiri dari celah stomata yang diapit oleh dua sel penutup, dan satu sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga. Berdasarkan letak sel tetangga terhadap sel penutup dibedakan menjadi empat tipe yaitu Diasitik, Anomositik, Anisositik, dan Parasitik. Pada tipe Diasitik terdapat sel tetangga tegak luruh terhadap sel penutup. Stomata tipe Anomositik memiliki sel tetangga yang letaknya tidak beraturan terdapat pada Percea americana. Stomata tipe Anisositik memiliki lebih dari dua sel tetangga yang berbeda ukuran dan letaknya tak beraturan terdapat pada Capsicum sp. Stomata tipe Parasitik memiliki sel tetangga yang sejajar dengan sel penutup terdapat pada Allamanda cathartica. Berdasarkan letak sel penutup terhadap sel epidermis dibedakan menjadi dua tipe yaitu Fenorophor dan Kristophor. Stomata tipe Fenorophor terdapat sel penutup yang sama tinggi dengan sel epidermis terdapat pada Rhoe discolor. Sedangkan pada stomata tipe Kriptophor terdapat sel penutup yang lebih rendah daripada sel epidermis terdapat pada Ficus elastica. Pada tumbuhan monokotil letak stomata sejajar dengan sel penutup yang panjang seperti halter dan kedua ujungnya membulat serta sel tetangga letaknya sejajar dengan sel penutup terdapat pada Zea mays.           
Saran
Menyadari bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari asisten maupun dosen pembimbing yang bersifat membangun. Selain itu memohon bantuan untuk memberikan motivasi dalam melaksanakan praktikum.

Daftar Pustaka
Maideliza, Tesri. 2007. Kajian Struktur dan Kariotipe Gadung (Dioscorea bulbifora L) di Sumatera Barat. Jurnal Makara Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang. VOL. 11, NO. 1, Halaman 37-43.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Nurul, dkk. 2015. Hubungan Ketebalan lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur (Mycosphaerella musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT  Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan hama dan Penyakit Tumbuhan. Volume 3 Nomor 1 Halaman 35-43.
Sya’diah, Nyimas. 2011. Variabilitas Genetik, Heritabilitas, dan Kemajuan Genetik Frekuensi Stomata dan Kandungan Klorofil Beberapa Genotip Kedelai Generasi F4. Jurnal Agrotropika Jurusan Budidaya Pertanian Lampung. Vol, 16. No, 1, Hal, 80-83.
Syarif 2009. Struktur dan Fungsi jaringan Tumbuhan. Bandung : Pusat pengembangan dan pemberdayaan Pendidikan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kota Meulaboh, Aceh Barat HISTORY OF CITY

MEULABOH KOTA PEJUANG KU     Meulaboh merupakan ibu kota dari Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dan merupakan kota terbesar ...