Jaringan
Sederhana dan Bentuk Rambut
Sri
Devista
Sridevista.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Jaringan sederhana terdiri dari
jaringan parenkim, koelenkim, dan sklerenkim. Jaringan parenkim terdapat pada
sel hidup dan aktif membelah. Jaringan koelenkim terdapat pada sel yang masih
muda dan ditandai dengan penebalan pada dinding sel. Jaringan sklerenkim
merupakan jaringan mati dan terjadi lignifikasi. Praktikum ini telah
dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober
2016 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati
bermacam-macam struktur jaringan parenkim, jaringan koelenkim, dan jaringan
sklerenkim. Untuk mengamati bentuk rambut daun waru dan rambut daun sisik serta
mengamati bentuk papila. Adapun prosedur dalam mengamati jaringan sederhana
antara lain disayat penampang melintang daun bayam, batang cabe, penampang
paradermal permukaan tempurung kelapa kemudian diletakkan pada kaca benda yang
ditetesi air lalu diamati dibawah mikroskop. Prosedur untuk mengamati macam-macam
bentuk rambut antara lain disayat bagian bawah daun waru dan permukaan bawah
daun durian kemudian diletakkan pada kaca benda yang ditetesi air lalu diamati
dibawah mikroskop. Untuk mengamati bentuk papila, prosedur yang dilakukan
pertama disayat penampang melintang daun mahkota kembangtelang kemudian diletakkan pada kaca benda yang
ditetesi air lalu diamati dibawah mikroskop. Pada praktikum ini jaringan parenkim terlihat pada penampang melintang
batang bayam (Amaranthus sp), jaringan kolenkim terlihat pada
penampang melintang batang cabe (Capsicum
sp), jaringan sklerenkim terlihat pada
penampang paradermal permukaan dalam tempurun kelapa (Cocus nucifera). Bentuk rambut bintang terlihat pada urat bawah
daun waru (Hibiscus tilliaceus), bentuk
rambut sisik terlihat pada bagian bawah daun durian (Durio zibethinus). Sedangkan bentuk papila terlihat pada penampang
melintang daun mahkota bunga kembang telang (Clitoria ternate).
Kata
kunci: Parenkim,
Kolenkim, Sklerenkim, Rambut bintang, Rambut sisik, Papila.
Pendahuluan
Jaringan parenkim merupakan
bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai
jaringan yang berkesinambungan seperti pada korteks dan empulur batang, korteks
akar, jaringan dasar pada tangkai daun, mesofil daun, bagian buah yang
berdaging, serta dalam jaringan pembuluh (xylem dan floem). Pada tubuh primer
parenkim berkembang dari jaringan meristem dasar. Disamping itu ada pula
parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan berkembang dari
prokambium, pada tubuh sekunder parenkim berkembang dari kambium pembuluh serta
kambium gabus (felogen) (Savitri, 2005).
Menurut Sudjadi (2005) bahwa
epidermis batang, sel-sel jaringan ini akan menebal dan dilapisi oleh kutikula
mak fungsi utama epidermis batang sebagai pelindung. Aktivitas
meristem apikal menghasilkan pertumbuhan memanjang pada batang atau akar.
Per-tumbuhan yang dihasilkan disebut pertumbuhan primer. Aktivitas
meristem lateral menyebabkan bertambahnya ukuran diameter batang atau
memanjangnya ruas-ruas batang. Pertumbuhan yang dihasilkan disebut pertumbuhan
sekunder.
Secara makro anatomi pada penampang
lintang pelepah daun sawit terdiri dari dua bagian. Lapisan luar yang relative
padat dinamaan korteks/jaringan perifer dan bagian dalam pelepah daun sawit
yang relative lunak dinamakan jaringan sentral (Hendrastuti, 2012: 40).
Tebal epidermis merupakan salah satu
pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen
datang dan berkontak dengan tumbuhan Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar
sel-sel epidermis merupakan faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan
terhadap patogen tertentu. Dari beberapa kultivar pisang diharapkan dapat
ditemukan kultivar yang tahan terhadap serangan penyakit sigatoka dan terdapat
hubungan antara ketebalan lapisan epidermis daun dengan ketahanan tanaman (Nurul, 2015: 36).
Jaringan epidermis terdiri atas satu
lapis sel dengan kutikula yang tipis.
Pada epidermis ditemukan stomata tipe anomositik. Korteks terdiri atas
sel-sel parenkim dan kolenkim. Lapisan kolenkim terdiri dari 6-7 lapis sel dengan
penebalan dinding tipe lakunar. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada
sudut-sudut batang. Jumlah lapisan sel kolenkim ini dilaporkan bervariasi antar
jenis gadung rotundata berjumlah 6-10 lapis (Tesri, 2007: 39).
Metode/Cara
Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda
Aceh pada tanggal 21 Oktober 2016 pada Pukul 08.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, kaca benda, silet, dan kaca
objek. Bahan yang di perlukan dalam praktikum ini adalah Amaranthus sp, Capsicum sp,
Cocus nucifera, Hibiscus tilliaceus,
Durio zibethinus, Clitoria ternate,
dan air.
Prosedur
Pada
praktikum untuk mengamati bermacam-macam struktur jaringan parenkim, jaringan
koelenkim, dan jaringan sklerenkim. Untuk mengamati bentuk rambut daun waru dan
rambut daun sisik serta mengamati bentuk papila. Adapun prosedur dalam
mengamati jaringan sederhana antara lain disayat penampang melintang daun
bayam, batang cabe, penampang paradermal permukaan tempurung kelapa kemudian
diletakkan pada kaca benda yang ditetesi air lalu diamati dibawah mikroskop.
Prosedur untuk mengamati macam-macam bentuk rambut antara lain disayat bagian
bawah daun waru dan permukaan bawah daun durian kemudian diletakkan pada kaca
benda yang ditetesi air lalu diamati dibawah mikroskop. Untuk mengamati bentuk
papila, prosedur yang dilakukan pertama disayat penampang melintang daun
mahkota kembangtelang kemudian diletakkan
pada kaca benda yang ditetesi air lalu diamati dibawah mikroskop.
Hasil dan Pembahasan
Parenkim
terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Ciri
utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Selain
itu sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme
lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang
berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang
terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan
yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam
plasma atau berupa kristal (amilum). Pada praktikum ini jaringan parenkim
terlihat pada penampang melintang batang bayam (Amaranthus sp) dengan pembesaran 10x10. Seperti yang terlihat pada
gambar.1
Gambar.1
Kolenkim
merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan yang terdiri atas sel hidup yang berbentuk
agak memanjang dan biasanya berdinding tebal. Dinding sel kolenkim terdiri atas
lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan
lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Dinding kolenkim yang menebal
sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan
mulai membelah. Pada praktikum ini jaringan kolenkim terlihat pada penampang
melintang batang cabe (Capsicum sp)
dengan pembesaran 10 x 10. Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang
melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau
lebih sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding sel
meluas dan sekaligus menebal pula. Seperti yang
terlihat pada gambar.2
Gambar.2
Jaringan
sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat,
sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat memanjang. Berfungsi sebagai jaringan penguat dengan
dinding sekunder yang tebal terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah
dewasa dan tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri-ciri dari
jaringan sklerenkim, yaitu selnya mati, dindingnya berlignin (zat kayu) dan
mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding
menjadi sangat tebal. Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun, tersusun
dari sel-sel dengan dinding yang keras, hanya ada sedikit ruang untuk protoplas
yang nantinya hilang jika sel dewasa. Jaringan sklerenkim terdiri atas
serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid). Serat-serat sklerenkim
terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Sel-sel batu
terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh
tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada praktikum ini jaringan sklerenkim
terlihat pada penampang paradermal permukaan dalam tempurun kelapa (Cocus nucifera) dengan pembesaran 10x10
hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Seperti yang terlihat pada
gambar.3
Gambar.3
Epidermis
merupakan jaringan terluar dar organ tanaman. Pada jaringan epidermis sering
kali terdapat derivat-derivat epidermis seperti rambut, papila, dan emergendan
stomata. Struktur derivat epidermis tersebut sangat bervariasi dan memiliki
fungsi-fungsi tertentu. Pada praktikum ini bentuk rambut bintang terlihat pada urat
bawah daun waru (Hibiscus tilliaceus)
dengan pembesaran 10x10. Seperti yang terlihat pada gambar.4. Bentuk rambut
sisik terlihat pada bagian bawah daun durian (Durio zibethinus) dengan pembesaran 10x10. Seperti yang terlihat
pada gambar.5. Sedangkan bentuk papila terlihat pada penampang melintang daun
mahkota bunga kembang telang (Clitoria
ternate) dengan pembesaran 10x10. Papila yang merupakan benjolan-benjolan
pada permukaan luar sebagai peninggian dinding sel epidermis sehingga
menyebabkan permukaan terasa halus jika diraba. Seperti yang terlihat pada
gambar.6.
Gambar.4
Gambar.5
Gambar.6
Simpulan dan Saran
Simpulan
Jaringan
sederhana terdiri dari jaringan parenkim, koelenkim, dan sklerenkim. Jaringan
parenkim terdapat pada sel hidup dan aktif membela. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel
yang tipis, serta lentur. Selain itu sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel
karena bentuk selnya membulat. Pada praktikum ini jaringan parenkim terlihat
pada penampang melintang batang bayam (Amaranthus
sp). Jaringan koelenkim terdapat pada sel yang masih muda dan
ditandai dengan penebalan pada dinding sel dan merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan yang
terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding
tebal. Pada praktikum ini jaringan kolenkim terlihat pada penampang melintang
batang cabe (Capsicum sp). Jaringan
sklerenkim merupakan jaringan mati dan terjadi lignifikasi. Berfungsi sebagai jaringan penguat dengan dinding
sekunder yang tebal terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa dan
tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Pada praktikum ini jaringan
sklerenkim terlihat pada penampang paradermal permukaan dalam tempurun kelapa (Cocus nucifera). Pada praktikum ini
bentuk rambut bintang terlihat pada urat bawah daun waru (Hibiscus tilliaceus). Bentuk rambut sisik terlihat pada bagian
bawah daun durian (Durio zibethinus).
Sedangkan bentuk papila terlihat pada penampang melintang daun mahkota bunga
kembang telang (Clitoria ternate).
Saran
Menyadari
bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber yang jelas dan
dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari
asisten maupun dosen pembimbing yang bersifat membangun. Selain itu memohon bantuan
untuk memberikan motivasi dalam melaksanakan praktikum.
Daftar
Pustaka
Maideliza,
Tesri. 2007. Kajian Struktur dan Kariotipe Gadung (Dioscorea bulbifora L) di
Sumatera Barat. Jurnal Makara Jurusan
Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang. VOL. 11, NO. 1, Halaman 37-43.
Nurul, dkk.
2015. Hubungan Ketebalan lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur
(Mycosphaerella musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh
Kultivar Pisang. Jurnal HPT Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan hama
dan Penyakit Tumbuhan. Volume 3 Nomor 1 Halaman 35-43.
Hendrastuti,
dkk. 2012. Study Sifat Fisik dan Mekanik Parenkim Pelepah Daun Kelapa Sawit
Untuk Pemanfaatan Sebagai Bahan Anyaman. Jurnal Agrointek Program Study TIP
Fakultas Pertanian. Volume 6, No. 1 Halaman 36-44.
Savitri,
Novelia. 2005. Studi Histologi Sel. Fakultas
Kedokteran Hewan ITB, Vol. 1(1): 25-27.
Sudjadi. 2005. Biologi. Erlangga,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar